MU Dihina di Malaysia, Raup Rp175 M dari Tur Asia

Manchester United menuai kritik dari penggemar lawan setelah menggelar parade keliling Kuala Lumpur dengan bus beratap terbuka. Momen tersebut terjadi sebelum MU takluk 0-1 dari ASEAN All-Stars di Stadion Bukit Jalil.

Aksi konvoi itu pun langsung jadi sorotan dan menuai hujatan di media sosial, karena dianggap tidak pantas mengingat MU tidak meraih gelar musim ini.

Para pemain Manchester United terlihat canggung saat melambaikan tangan kepada penggemar dari atas bus beratap terbuka di Malaysia—ritual yang biasanya dilakukan untuk merayakan kemenangan trofi.

Momen ini terjadi hanya beberapa jam setelah kemenangan 2-0 atas Aston Villa yang menutup musim buruk Setan Merah. Tanpa jeda panjang, MU langsung terbang sejauh hampir 15.000 mil ke Asia untuk menjalani tur pascamusim.

Di laga pertama, Manchester United kalah 0-1 dari ASEAN All-Stars yang diperkuat pemain nasional Asia Tenggara. Beberapa hari kemudian, mereka berhasil bangkit dengan mengalahkan tim nasional Hong Kong.

Demi Penggemar

Keputusan Manchester United menggelar parade dengan bus beratap terbuka di Malaysia menuai ejekan dari penggemar lawan. Kritik muncul karena beberapa pemain utama seperti Matthijs de Ligt, Joshua Zirkzee, dan Ayden Heaven ikut serta, meski MU baru saja menjalani musim buruk tanpa trofi.
Namun, De Ligt membela keputusan klub. Menurutnya, tur ini adalah bentuk penghargaan untuk para penggemar di Asia yang jarang mendapat kesempatan bertemu langsung dengan para pemain.
“Kami tahu kami mengalami musim yang sulit, jadi dari luar mudah untuk berkata, ‘Apa yang mereka lakukan sekarang? Naik bus?’. Tapi kami juga harus menghargai jutaan penggemar di Asia yang mendukung kami. Mereka tidak bisa melihat kami sesering fans di Manchester atau Inggris,” ujar bek berusia 25 tahun itu.
De Ligt menegaskan bahwa kehadiran tim di Asia adalah bagian dari tanggung jawab global klub, bukan sekadar tur biasa.

Yang Penting Cuan, Meski Dihujat

Meski menuai kritik, tur Asia Manchester United dikabarkan menghasilkan pendapatan sekitar £8 juta atau setara Rp175 miliar. Namun, sejumlah laporan menyebut bahwa para pemain sempat kecewa saat mengetahui tur ini akan digelar, apalagi setelah melewati musim berat dengan 60 pertandingan yang membuat MU finis di posisi ke-15 Liga Inggris dan kalah di final Liga Europa.

Bek andalan MU, Matthijs de Ligt, mengakui kondisi ini bukan yang ideal, namun para pemain harus menerima kenyataan tersebut.
“Saya tidak akan bilang ini ideal, tapi begitulah adanya. Para pemain harus menerima keadaan. Fasilitas di sini sangat bagus dan fisioterapis selalu siap membantu, jadi saya tidak mengeluh,” ujar De Ligt.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *